Tentang Perjuangan


By Mahganipatra 

"Aku manusia...." bisikku pelan di sela isak tangis tertahan.

Egoku terasa terlempar dan di injak-injak pecah berkeping-keping.
Telunjuknya  seperti terasa masih menempel di kening dan suaranya masih terdengar menggelegar memecah gendang telingaku.

"Tidak pantas dan tidak layak seorang murid yang sudah di bina berkata bahwa ini urusanku dan tidak ingin bercerita. Ya ga masalah kalau memang urusan itu tidak mengganggu dakwah. Tapi kalau sudah mengganggu, tidak komitment hadir di acara kajian mau bagaimana ? Saya baru bertemu dengan murid seperti ini tidak pantas dan tidak layak..."

Duh rabb.....
Saya mengadukan ini padaMu.
Merintih menahan sakitnya, merasa seluruh sendiku rontok dan ku yakin hanya orang-orang yang terkait yang memahaminya untuk siapa kata itu tertuju.....

Diam....hanya diam yang mampu ku lakukan.
Perihnya sering masih terasa, karena setiap luka yang dalam akan meninggalkan bekas yang meninggalkan jejak....

Guruku sayang...ini jerit tangisku.
Keluargaku tertimpa prahara, ayahku sakit . Ibuku menjerit meminta bantuan kepulanganku karena rumah kami di bakar adik kecilku yang sakit mental akut.
Suamiku terlibat skandal dengan teman sejawatnya, terpampang dalam smartpone canggihnya. Tanpa sengaja ku baca di wa pribadinya berkirim kabar penuh panggilan sayang.
Aku limbung, keyakinan ku sedikit goyah butuh pelukan dan sandaran untuk sedikit melepaskan beban ini😭😭

Pada Rabbku ?
Tentu saja, di setiap sepertiga malamnya aku mengadu penuh uraian air mata, mengadukan seluruh perih yg mengulitiku. 
Ku bisikkan pintaku untuk terus memberiku kekuatan menyelesaikan seluruh masalah ini. 

Sampai akhirnya ku putuskan untuk merengkuh cinta kedua orang tuaku yang sedang lebih membutuhkanku. Sementara kajian bisa ku lakukan lain waktu. Aku memilih pulang dan menyimpan persoalan hidupku tanpa ingin ku bagi dengan siapapun.

Saat engkau, guruku bertanya kenapa aku pulang mendadak ? 

Cukup ku katakan "orang tua saya sakit dan ada persoalan keluarga yang tidak bisa saya jelaskan karena ini urusan pribadi...afwan"

Namun engkau memaksa dengan pertanyaan  kenapa dan meminta lebih detil lagi. 

Seharusnya itu sudah cukup menjelaskan alasan yang ku berikan.  Namun karena engkau tetus memaksa minta detil, dan kondisiku yang tidak "baik-baik saja". Akhirnya  bahasaku menjadi kurang tertata rapih terbawa emosi. Terbawa ego diri yang sedang terkoyak, akhirnya  yang  tersampaikan menjagi bahasa yang tidak ma'ruf. Karena saat menyampaikan terdorong dari latar belakang  persoalan hingga timbul persepsi yang jauh dari harapan.

Rancunya komunikasi menyebabkan lahir kesalah pahaman. Kemudian bentuk penyikapan akan lahir dari persepsi itu. Yang bisa jadi akan menimbulkan rasa kebencian  yang menyulut perasaan. Akhirnya pergi menjauh meninggalkan aktifitas kajian bersama.

Namun itu bukan pilihanku....

"itu bukan jalan hidupku."

Saat aku sudah memilih maka ini pilihanku....biar waktu yang jadi saksi bagaimana ku buktikan urusan pribadi yang tak mampu ku sampaikan kepada seorang guru mampu ku selesaikan dan tidak mempengaruhi pilihsnku. Walaupun tanpa kelembutan dan kepekaan guru yang seharusnya mampu memahami persoalan muridnya. Bukan menuntut keloyalan pada saat seorang murid justru butuh suport dan perhatian.

Namun ini jadi pelajaran hidup.
Kesedihan seseorang dengan diam dan air mata tidak bisa di ukur dengan sebait kata "lebay...."

Kepekaan dan ketajaman lisan memiliki porsi yang berbeda. Bahkan saat koment untuk menguatkan dalam barisan pun kadangkala bisa seperti pisau-pisau tajam yang menusuk jantung hati yang paling dalam. Mengucurkan darah dan meninggalkan luka-luka penuh nanah.

Sakit, pedih bahkan marah, biasanya akan berujung pada kebencian dan rasa lelah kemudian futur.
Akhir sebuah kefuturan sudah pasti akan pada posisi sangat tragis.  Karena jika tak menemukan obat pasti berakhir pada meninggalkan barisan.

Jiwa-jiwa yang futur dalam dakwah harus segera mencari obat hati.
Segera lakukan beberapa aktifitas seperti ini:

☑ Bacalah siroh Rosululloh bagaimana teguhnya perjuangan hidup untuk memperjuangkan dien ini.

☑ Bacalah siroh para sahabat yang senantiasa berlapang dada dengan sikap teman seperjuangan saat sisi baqo manusia menuntut pemenuhan namun ikhlas demi ridho ilahi. Perjuangan ini semata untuk rabbku bukan "karena" atau "untuk" si pulan.

☑ Pada akhirnya di setiap masa akan selalu ada dan lahir para pejuang.

Cukup  ORASI INSPIRATIF UST ISMAIL YUSANTO menjadi cambuk untuk melecutkan semangat dan muhasabah diri.

"Pejuang sejati di setiap zaman selalu ada.
Jika mereka lelah karena mengusung kebenaran, maka Allah akan menguatkan  kembali.
Tapi jika mereka lelah karena tergoda dunia, maka akan ada banyak pejuang yang rela menggantikannya.
Dakwah tidak pernah kehabisan pejuang.
Kereta dakwah akan terus melaju menghancurkan setiap penghalang dan akan berhenti di stasiun kemenangan.
Semoga Allah selalu menguatkan kita di jalan dakwah,
Menuntun kita di kala lelah melanda,
Menghibur dengan janji kemenangan di kala sedih dan duka,
Bahwa khilafah akan segera tercapai di tangan kita…

Jika cobaan sepanjang sungai, maka seharusnya kesabaran seluas samudera.
Jika harapan seluas hamparan, seharusnya ikhtiar itu seluas langit yang membentang.
Jika pengorbanan  sebesar bumi, seharusnya keikhlasan itu seluas jagad raya.

Kemenangan Islam adalah janji Allah, dengan atau tanpa kita.
Jika kita tidak mengambil peran perjuangan, pasti akan ada yang  lain.
Bukan Islam yang memerlukan kita, tapi kita lah yang membutuhkan Islam.
Hidup adalah pilihan.
Mau mengambil peran perjuangan atau tidak.
Maka, teruslah melangkah, meski semua manusia berhenti.
Teruslah melangkah, meski duri tajam mengoyak kaki.

Pelaut ulung tidak lahir dari laut yang tenang.
Begitu pula aktifis dakwah yang tangguh, tidak lahir dari jalan dakwah yang mulus.
Jatuh bangun dalam dakwah itu biasa.
Bangkit dari jatuh itu baru luar biasa.
Yang penting adalah berapa kali kita bangkit setelah terjatuh.

Jangan katakan “Wahai Allah, masalahku sangat besar”, tapi katakan “wahai masalah, Allah itu Maha Besar”.

Berbagai masalah itulah yang membuat kita bertahan dan berTuhan.
Jika kita lari dari masalah, berarti kita lari dari kasih sayang Allah.
Pemenang adalah orang yang pandai bersyukur dan berusaha bangkit dari masalah.

Bersiaplah menjadi pemenang.
Pemenang dalam pertarungan sengit antar peradaban.
Hanya akan ada satu peradaban yang memimpin dunia.
It is time for khilafah to lead the world, the greatest ages ever…

Maka, saudara-saudara sekalian,

jadilah AKAR yang gigih mencari air, menembus tanah yang keras demi sebatang pohon.
Ketika pohon tumbuh, berdaun rimbun, berbunga indah, menampilkan keelokannya pada dunia dan mendapatkan pujian, AKAR tetap tidak iri. Ia tetap tersembunyi dalam  tanah.
Itulah makna dari sebuah ketulusan dan keikhlasan.
Manusia yang memiliki perpaduan tulus, ikhlas, sabar dan tegar bagai AKAR.
Merekalah orang-orang yang mampu  merubah warna zaman.
Yang akan tetap hidup dan menghidupkan.

Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi KETAKUTAN yang membuat kita sulit.
Karena itu, jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba.

Ingatlah, saudara-saudara ku

Jalan perjuangan selalu dirintis oleh orang-orang yang berilmu.
Dikerjakan oleh orang-orang yang ikhlas.
Dan dimenangkan oleh orang-orang yang berani.
Pejuang sejati tdak selalu hadir pada orang yang cerdas, tidak pula pada orang yang hebat.
Namun mereka yang tetap bertahan lah yang layak disebut Pejuang Sejati.
Mereka akan selalu belajar dan belajar dari setiap masalah yang dihadapi, dari setiap momen yang dialami hingga suatu hari ia dapati dirinya telah berubah  menjadi
Lebih sabar….
Lebih ikhlas…
Lebih berani…

Oleh karena itu, saudara-saudara sekalian marilah kita singsingkan lengan baju, kuatkan iman, bulatkan tekad, bergeraklah tuk berjuang bersama bagi tegaknya kembali izzul Islam wal muslimin., tegaknya kembali syariah dan khilafah.

Wahai para pengusaha pejuang, penerus Abdurrahman bin Auf abad 21,
Wahai para penegak  khilafah rasyidah,
Tegakkanlah khilafah berdasar manhaj nubuwwah.
Dan kibarkan al liwa dan ar raya laksana bintang di alam semesta.

Maka sesungguhnya,
Masa depan dakwah adalah benar-benar ada di tangan kita.
Di tanganmu, di tangan anda semua para pengusaha.

Di tangan kita. Takbir…!!!
Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar! "
Copas dari ORASI INSPIRATIF UST ISMAIL YUSANTO

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Kedudukan Kaidah: Mâ Lâ Yudraku Kulluhu Lâ Yutraku Mâ Tayasara Minhu

Tentang Laut

MAU NIKAH TIDAK PUNYA UANG