Postingan

Menampilkan postingan dengan label opini

Lomba Melamun: Kapitalisasi Masyarakat Sakit

Gambar
  Oleh: Mahganipatra Melamun merupakan kondisi saat terputusnya pikiran seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Dimana kontak seseorang menjadi kabur dan sebagian digantikan dengan khayalan visual, khususnya khayalan mengenai hal-hal yang menyenangkan, harapan atau ambisi, yang dialami ketika kondisi terjaga. Sebenarnya melamun merupakan kegiatan yang tidak bermanfaat dan hanya menguras waktu dan pikiran seseorang. Namun di Korea Selatan sekitar tahun 2014, justru melamun dijadikan lomba. Karena dianggap sebagai solusi dari persoalan yang sedang dihadapi oleh rakyat Korea yang mengalami banyak tekanan sosial. Lomba ini dikenal dengan sebutan kompetisi Space Out (Perlombaan Melamun), kemudian viral di tahun 2021 dan akhirnya menjadi event tahunan hingga sekarang. (kompas.com, 09/06/2021) Dan kini, lomba ini diadaptasi di Indonesia oleh Jinju Academy, sebuah tempat kursus bahasa Korea yang ada di Solo, Jawa Tengah. Menurut admin Jinju Academy, kegiatan ini merupakan salah satu cara d...

Childfree Mengancam Generasi

Gambar
Oleh Mahganipatra   ( Pegiat Literasi dan Aktivis Forum Muslimah Peduli Generasi) Di tengah badai perceraian yang terus meningkat tiap tahun serta gencarnya upaya-upaya pelegalan pernikahan kaum pelangi yang terus menuntut agar dapat legalitas dari pemerintah. Kini muncul fenomena paham childfree yaitu suatu paham  yang dipilih oleh seseorang atau pasangan untuk memutuskan tidak  memiliki anak. Isu  ini mulai banyak dipertanyakan dan menjadi pembahasan di media sosial maupun masyarakat setelah aktivis, penulis, pembicara, dan influenser ternama Gita Savitri dan Cinta Laura, secara terbuka menyampaikan pilihannya untuk tidak memiliki anak. Menurut Gita yang dilansir dari kompas.com, Lebih gampang tidak memiliki anak dibandingkan dengan punya anak. Karena banyak banget hal preventif yang bisa dilakukan untuk tidak punya anak. Sementara Cinta Laura mengungkapkan bahwa dirinya lebih memilih untuk mengadopsi anak, dibandingkan harus melahirkan anaknya sendiri, mengingat t...

Konferensi Islam Se-ASEAN: Menderaskan Islam Moderat dan Mengaburkan Makna Khairu Ummah

Gambar
  Oleh Mahganipatra  Konferensi Islam se-ASEAN diselenggarakan tanggal 22-23 Desember 2022 di Nusa Dua, Bali. Konferensi ini terselenggara atas kerja sama Kementerian Agama RI dengan Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi. Pertemuan ini juga dihadiri oleh 140 peserta dari sepuluh negara ASEAN, dengan penyampaian materi oleh para narasumber dari pimpinan ormas Islam, tokoh agama, dan para akademisi. ( detik.com,  22/12/2022) Dalam konferensi ini, Kepala Wakil Kementerian Agama Zainut Tauhid Sa’adi pada acara penutupan konferensi membacakan 10 poin hasil Konferensi Islam se-ASEAN. Salah satunya adalah memperkuat sinergitas negara-negara ASEAN dan Arab Saudi untuk memperkokoh persatuan umat Islam sebagai “ khairu ummah ” atau umat terbaik. Dengan memperkuat sinergitas dan kerja sama negara-negara ASEAN dengan Arab Saudi dalam isu-isu agama serta desiminasi moderasi beragama  (wasathiyatul Islam) . Dari penjelasan 10 poin hasil penyelenggara...

Waspada! Toleransi “Segitiga Emas” Kampung Sawah Menyuburkan Sekularisme

Gambar
Oleh: Mahganipatra (Aktivis Forum Muslimah Peduli Generasi) Kampung Sawah di Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, dikenal sebagai area yang sarat dengan toleransi antarumat beragama. Ini karena area tersebut memiliki tiga rumah ibadah dari tiga agama yang berbeda. Masing-masing bangunan hanya berjarak 50-100 meter saja. Menurut Pegiat Kemasyarakatan di Kampung Sawah Ricardus Jaobus Napiun, kampung sawah mendapat julukan “Segitiga Emas”. Hal ini disebabkan karena ada tiga rumah ibadah, dua gereja dan satu masjid. Adapun tiga rumah ibadah tersebut adalah Gereja Katolik Santo Servatius, Gereja Kristen Pasundan (GKP) Kampung Sawah, dan Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi. Selain itu, di kampung Sawah juga selalu disyiarkan ajaran untuk hidup toleran dengan menganut konsep pluralisme agama (Kompas.com, 26/12/2022). Konsep pluralisme agama sendiri lahir dari fenomena alamiah di tengah manusia, yaitu adanya bermacam-macam agama di masyarakat. Masing-masing agama meyakini agamanya sendiri yang palin...

Sawer Qariah: Pelecehan terhadap Islam

Gambar
  Oleh Mahganipatra  Firman Allah SWT, وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.”   (QS. Al-A’raf: 204) Di dalam Islam, Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar, dalil yang paling jelas, dan menjadi hujah serta penjelasan yang paling benar. Di dalamnya juga terdapat petunjuk, rahmat, serta bukti-bukti bagi manusia yang beriman. Sehingga terdapat perintah yang sangat jelas dari Allah SWT agar manusia diam untuk menyimak ketika Al-Qur’an dibacakan di tengah-tengah mereka. Hal ini tersebab Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw., sesungguhnya sebagai bentuk perlindungan bagi orang yang meminta perlindungan dengannya. Allah SWT juga telah menjanjikan kepada orang-orang yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya, dengan tebusan keselamatan dari api neraka dan akan masuk ke dalam surga. Oleh karena itu, hendaklah setiap orang yang b...

Pendidikan Sekolah, Media Tanam Radikalisme?

Gambar
  Oleh Mahganipatra  Narasi radikalisme dan terorisme hari ini masih dianggap menjadi isu penting dan genting. Bahkan isu ini bagaikan hantu yang menakutkan bagi dunia pendidikan di negeri ini. Isu ini kian serius dan menjadi paradoks bagi sistem pendidikan di negeri ini. Terutama saat Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) pada Oktober 2010 hingga Januari 2011 telah merilis data hasil survei ke publik. Data ini menyatakan bahwa 25% siswa dan 21% guru menyatakan Pancasila tidak relevan lagi. Dan hampir 50% pelajar setuju tindakan radikal. Sementara 84,8% siswa dan 76,2% guru setuju dengan penerapan syariat Islam di Indonesia. ( harakatuna.com,  13/01/2023) Dari hasil data survei ini, pemerintah beserta  stakeholder -nya telah meningkatkan kewaspadaannya terhadap civitas pendidikan. Beranggapan bahwa penolakan dan ketidakpuasan civitas pendidikan terhadap ideologi Pancasila, disebabkan oleh masuknya paham radikalisme ke lembaga pendidikan sekolah dan perguruan ti...

Aksi Pembakaran Al-Qur’an, Khilafah Pelindung Islam dan Umat Muslim

Gambar
  Oleh Mahganipatra  Ribuan umat muslim dari berbagai negara kembali turun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi. Menuntut pemerintah Swedia dan Belanda agar menindak tegas para pelaku penista agama yang melakukan tindakan keji yaitu membakar kitab suci Al-Qur’an. Peristiwa pembakaran kitab suci Al-Qur’an yang terjadi di depan Kantor Dubes Turki di kota Stockholm, Swedia, dilakukan oleh politikus sayap kanan Starm Kurs (Garis Keras) Rasmus Paludan, berkewarganegaraan Swedia-Denmark. Konon, aksi Paludan ini dipicu oleh sikap Turki yang dinilai telah menghalangi Swedia menjadi anggota NATO. Karena Turki telah menuntut Swedia agar bersikap tegas kepada kelompok Kurdi sebagai syarat untuk diterima keanggotaannya, yang membutuhkan dukungan dari 30 negara. Termasuk di antaranya adalah Turki. Mirisnya, aksi Rasmus Paludan ini, bukan aksi yang pertama. Sepekan kemudian, ia juga melakukan aksi serupa di Copenhagen, Denmark. Bahkan pada tahun 2017 dan 2020, ia juga pernah memba...