Postingan

Lahwun Munadhamun: Tragedi Kanjuruhan Residu Industri Sepak Bola ala Kapitalisme

Gambar
  Oleh. Mahganipatra (Kontributor NarasiPost.Com dan Aktivis Forum Muslimah Peduli Generasi) Pro dan kontra terkait penyebab tewasnya korban tragedi Kanjuruhan masih terus bergulir. Gas air mata yang ditembakkan oleh aparat kepolisian ke arah suporter yang turun ke lapangan, diakui oleh pihak kepolisian telah kedaluwarsa, dan ditengarai sebagai penyebab kematian para korban. Menurut Tim Pencari Fakta (TPF) Aremania, dalam tragedi ini aparat kepolisian secara represif telah menembakkan gas air mata ke arah penonton. Membuat penonton panik dan kalang kabut untuk menyelamatkan diri dari efek pedas pada mata dan sesak napas. Penonton yang turun ke lapangan, lari mencari jalan pintu keluar untuk menjauhi asap gas air mata. Begitu juga dengan suporter yang ada di tribune, mereka mengalami hal yang sama, sehingga terjadi desak-desakan. Dilansir dari BOLA.Net , Sabtu (15/10/2022). Sedih, kecewa, sakit hati dan marah adalah ungkapan hati setiap anggota keluarga korban. Demikian pula de...

Politik Praktis Demokrasi dan Suara Pesantren Jelang Kontestasi Politik 2024

Gambar
  Oleh. Mahganipatra (Kontributor NarasiPost.Com dan Aktivis Forum Muslimah Peduli Generasi) Setiap kali menjelang tahun politik, pondok pesantren bersama para kiai selalu menjadi magnet tersendiri bagi para calon kontestan politik. Hal ini bukan fenomena baru, karena sejak dahulu, di masa awal berdirinya pondok pesantren hingga masa kini. Pondok pesantren telah menjelma menjadi mercusuar peradaban yang berperan sangat besar serta strategis dalam perubahan sosial masyarakat di Indonesia. Pondok pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya interaksi siswa dengan guru, santri dengan kiai dalam rangka mentransfer ilmu-ilmu keislaman serta pengalaman kehidupan secara intensitas yang relatif. Akan tetapi pondok pesantren juga secara tidak langsung telah menjadi media penyebaran Islam serta pembentukan kepemimpinan informal bagi para kiai di tengah-tengah masyarakat. Di mana munculnya budaya ketundukan dan ketaatan santri dan masyarakat terhadap...

Isu KDRT Kembali Mencuat, Perempuan Harus Kuat atau Menggugat?

Gambar
  Oleh. Mahganipatra  (Aktivis Forum Muslimah Peduli Generasi) Bagi sebagian besar perempuan, mahligai pernikahan ibarat dunia fantasi yang menjanjikan sejuta keindahan. Seluruh impian dan harapan tentang cinta dan kasih sayang dari pasangan telah memberikan kekuatan kepada perempuan untuk bertahan dalam kehidupan rumah tangga. Tak heran, ketika perempuan cemburu karena perselingkuhan, sering kali gelap mata dan sanggup menghancurkan mahligai pernikahan. Menyoal Penyebab KDRT Melansir mubadala.id, faktor intens penyebab KDRT di antaranya: Pertama, ketimpangan relasi yang disebabkan oleh anggapan bahwa laki-laki lebih memiliki kuasa terhadap istri karena peran suami sebagai qowwam (pemimpin) yang bertugas mencari nafkah. Karenanya ada yang menganggap fungsi pemimpin dapat berpindah ketika kewajiban nafkah menjadi kewajiban bersama. Artinya ketika istri bekerja, maka istri memiliki hak sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Padahal, ketika perempuan memikul beban tugas untuk menca...

Fashion Street Membajak Potensi Generasi Muda

Gambar
  Oleh Mahganipatra  Fenomena CFW ( Citayam   Fashion Week ) telah mengguncang semesta, menuai berbagai tanggapan dari para tokoh di masyarakat. Salah satunya adalah ungkapan Presiden Jokowi, saat diminta tanggapannya tentang fenomena tersebut. Menurut beliau fenomena ini merupakan hal yang positif. sementara di tempat yang lain hal senada juga diungkapkan oleh tokoh-tokoh nasional, yang mengatakan bahwa fenomena CFW merupakan ajang kreatifitas positif anak-anak muda yang penuh ide cemerlang. Mereka mengekspresikan jati diri mereka secara jujur dan mampu mengguncang Indonesia dengan karya-karyanya, terutama di bidang fashion. ( detiknews.com,  24/07/2022). Fenomena CFW sendiri dimulai sejak viral video-video yang beredar di media sosial Tik Tok dan Instagram yang menampilkan wawancara yang mengundang gelak tawa. Serta aksi para ABG ‘SCBD’ atau Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok yang menggunakan fasilitas umum zebra cross di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat me...

Mengembalikan Muruah Pesantren dari Jebakan Kapitalisme

Gambar
  Oleh Mahganipatra  Setelah fenomena  Citayam Fashion Week,  kini muncul fenomena baru, yaitu fenomena  Tupal Fashion Night  yang digelar oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Jawa Timur. Fenomena  Tupal Fashion Night  Nahdlatul Ulama, merupakan salah satu rangkaian acara  Kick Off Satu Abad NU  di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (28/07/2022). Pada acara tersebut, berbagai busana hasil karya desainer NU ditampilkan. Di antaranya adalah hasil karya desain muda Ning Ficky Aisya dan Listya Ayu. Busana-busana tersebut bukan hanya diperagakan oleh para model ternama tetapi juga di peragakan oleh  gawagis  dan  nawaning  pondok pesantren ternama. Seperti Gus Ahmad dan Ning Sheila, Gus Amak dan istri, serta yang lainnya. ( detikjatim.com , 29/07/2022) Alangkah ironis. Fungsi utama pondok pesantren dan ormas besar Islam sebagai sebuah lembaga pendidikan dan dakwah yang semestinya berjuang untuk mencerdaska...

Sertifikasi Dai Menjadi Alat Kapitalisasi Dai dan Daiyah

Gambar
  Oleh Mahganipatra Dai adalah sebutan dalam Islam bagi orang yang bertugas mengajak, mendorong orang lain untuk mengikuti, dan mengamalkan ajaran Islam. Seorang dai terlibat dalam dakwah atau aktivitas menyiarkan, menyeru, dan mengajak orang lain untuk beriman, berdoa, atau untuk berkehidupan Islam. Oleh karena itu, seorang dai disebut pula dengan pendakwah. KBBI mengartikan dakwah sebagai: penyiaran, propoganda, atau penyiaran agama di kalangan masyarakat dan pengembangannya atau seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran Islam. Menjadi pendakwah (dai/daiyah) adalah perintah dari Allah SWT, baik laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana firman Allah SWT: وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ “Dan orang-orang yang beriman, laki-la...

Mari Berislam Kafah Dengan Menegakkan Khilafah

Gambar
  Oleh Mahganipatra Dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang diselenggarakan di Semarang, KUPI telah merumuskan konsep Islam kafah. Dalam konsep ini, KUPI telah meleburkan konsep Islam kafah ke dalam tiga unsur yaitu iman, Islam, dan ikhsan. Peleburan ketiga unsur ini juga telah ditafsirkan pada penafsiran ayat Al Qur’an dan Hadis berdasarkan perspektif KUPI yang khas. Yaitu dengan memandang bahwa perempuan tidak hanya sebatas gender, melainkan dari kaum-kaum yang rentan mengalami diskriminatif. Selain itu, menurut pandangan KUPI, di era milenial ini peran ulama di tengah masyarakat memiliki tugas untuk mendakwahkan Islam dalam sebuah gerakan yang disebut dengan gerakan berislam kafah. Di dalam dakwahnya, gerakan ini telah menginterprestasikan dakwah Islam kafah pada tiga nilai yaitu nilai tauhid/tahlil, nilai kerahmatan/rahmatan lil alamin, dan nilai kemaslahatan. (atmaGo.com, 08/09/2022) Benarkah dakwah Islam kafah dapat dirumuskan serta ditafsirkan ke dalam pembatasan...