Adab Meminjam Buku
Oleh Mahganipatra
" Mamah ada paket, " teriak si bontot dari luar sambil menentang bungkus paket warna coklat.
"Paketan apa dek?" Tanya kakaknya penasaran.
" Punya aa bukan?"
" Bukan, ini kayaknya buku punya mamah." Jawab Si Bontot.
"Buku lagi... " Gumam Paksu melirik ku sekilas tanpa mengalihkan perhatiannya mengurus anak-anak ayam yang baru seminggu menetas.
Aku tersenyum menyambut bungkusan paket yang disodorkan putraku.
Dalam keluarga kami, masing-masing memiliki hobi yang berbeda. Si kecil dia hobi mengumpulkan mainan. Setiap ada mainan baru pasti merajuk minta dibelikan. Kadangkala sebagai ibu aku sering merasa kewalahan mengalihkan kebiasaan buruknya yang sering merengek memaksa minta dibelikan. Dan tentunya ini menjadi PR buatku untuk pintar bernegosiasi membuat si kecil mengerti mana barang yang dibutuhkan dan mana barang yang di inginkan.
Menyikapi hal ini biasanya Paksu hanya akan berkomentar "makanya anak jangan di manja, " kalau sudah dalam kondisi si kecil sulit dialihkan dari keinginannya.
Aku paling cemberut karena sebel. Bukannya membantu malah menyalahkan.
Beda lagi dengan kakaknya. Kesenangannya yaitu mengumpulkan uang receh. Saat kubereskan lemari pakaiannya sekantung uang gopean teronggok di pojok lemari. Saat ku tanya untuk apa ngumpulin uang receh? dengan santai dia bilang
" Kalau g punya uang nanti juga di pakai, lumayan buat beli es dan kue di warung sebelah"
Hmm, ternyata bukan mengkoleksi 😂…
Kadang suka ketawa sendiri menyaksikan hobi kami yang berbeda. Dari sekian kebiasaan mungkin yang sering bikin heboh adalah kebiasaan ku. Diantara koleksi barang kami hanya koleksi ku yang paling banyak dan memenuhi ruangan. Buku-buku yang ku susun rapih menjadi tumpukan yang sering memicu masalah. Kebiasaan buruk ku yang senang baca dan malas menyimpan di tempat asalnya kadang sering menimbulkan konflik terutama buat Paksu. Karena kalau lagi butuh biasanya seisi rumah sibuk membantu untuk mencari. Beliau sering merasa kesal karena kesibukan ku mencari buku-buku yang ingin ku baca atau ku perlukan. Biasanya beliau akan bilang, "Emang bukunya kamu simpen dimana? Di pinjem orang g? Kemarin si A pinjem sudah balikin belum?" dan sederet pertanyaan lain yang menambah kepala pusing buat mencari buku yang ku butuhkan.
Untuk mengatasi pencarian biasanya aku duduk sebentar kemudian merenung, mengingat-ingat siapa kira-kira yang meminjam buku yang ku cari. Kadangkala bisa dengan mudah mengingat siapa yg meminjam buku tapi tak jarang buku itu akhirnya raib tanpa jejak karena aku lupa kepada siapa buku itu aku pinjamkan. Sementara si peminjam lupa mengembalikan atau memang berniat memiliki tanpa ingin membeli? Entah lah 😊”
Inilah mungkin yang kadang dianggap sepele. Seseorang dengan mudah meminjam tapi sering lupa untuk mengembalikan.
Harus di pahami oleh setiap muslim bahwa meminjamkan buku perkara yang mustahab (Sunnah). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam adab meminjam buku adalah:
Meminjamkan buku hukumnya mustahab, jika peminjam tidak dirugikan karena hal itu, kepada pihak yang dipinjami yang juga tidak dirugikan karena hal itu. (Tadzkirah As Sami wa Al Mutakallimin, hal. 162)
Dan peminjam buku hendaklah berterima kasih kepada orang yang meminjamkan, tidak berlama-lama meminjamnya jika sudah selesai dan segera mengembalikannya ketika tidak memerlukan lagi. (Tadzkirah As Sami wa Al Mutakallimin, hal. 163)
Peminjam buku tidak diperbolehkan membenarkan isi buku tanpa izin dari pemiliknya, juga tidak menulis catatan pinggir, serta tidak menulis sesuatu pun di halaman kosong, baik di halaman awal maupun di akhir halaman. (Tadzkirah As Sami wa Al Mutakallimin, hal. 163)
Peminjam buku juga tidak boleh meminjamkan buku itu kepada orang lain, dan tidak pula menitipkannya jika tidak dalam kondisi darurat (Tadzkirah As Sami wa Al Mutakallimin, hal. 164)
Komentar
Posting Komentar