Lisan

#MuslimahNewsID -- Salah satu nikmat terbesar bagi setiap manusia adalah lisannya. Tanpa lisan, manusia tak bisa berkata-kata. Sayang, tidak semua manusia memanfaatkan lisannya untuk hal-hal yang berguna. Tak sedikit mereka menggunakan lisannya untuk hal-hal yang sia-sia bahkan mengandung unsur dosa; berkata-kata kotor, keji, berdusta, menggunjing, memfitnah, bersumpah palsu, merayu wanita asing, dsb.
Padahal setiap orang yang dianugerahi nikmat, termasuk nikmat memiliki lisan, pasti akan dimintai pertanggung jawaban. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: Kemudian pasti kalian akn ditanya pada hari itu (Hari Kiamat) tentang nikmat (QS at-Takatstsur [102]: 8).

/Pertama/, Lisan kita banyak digunakan untuk berzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Saat Muadz bin Jabbal bertanya kepada Nabi ﷺ, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Lisanmu senantiasa basah karena selalu berzikir kepada Allah.” (Ibn al-Mubarak, Az-Zuhd wa ar-Raqa’iq, I/328).

/Kedua/, lisan kita digunakan untuk banyak memberikan nasihat kepada sesama. Sebab, sabda Nabi ﷺ, “Ad-Dîn an-Nashîhah (Agama adalah nasihat).” (HR al-Bukhari dan Muslim).

/Ketiga/, Lisan kita digunakan untuk dakwah dan melakukan amar makruf nahi mungkar. Lisan yang mengandung unsur dakwah adalah lisan terbaik dalam pandangan Allah subhanahu wa ta'ala, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Siapakah yang lebih baik ucapan (lisan)-nya dibandingkan dengan orang yang berdakwah (menyeru manusia) kepada Allah, beramal shalih dan berkata, “Sesungguhnya aku adalah bagian dari kaum Muslim.” (TQS Fushilat [41] 33).
Demikian pula lisan yang digunakan untuk melakukan amar makruf nahi mungkar, apalagi terhadap para penguasa zalim. Rasulullah ﷺ bersabda, “Afdhal al-jihâd kalimatu haqq[in] ‘inda sulthân jâ’ir[in] (Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kata-kata kebenaran di hadapan penguasa zalim).” (HR ath-Thabrani, al-Baihaqi dan al-Hakim).

Semua hal yang berkaitan dengan lisan ini berlaku pula untuk tulisan (seperti yang banyak dilakukan oleh banyak orang di media sosial (facebook, BBM, WA, Telegram, dll) akhir-akhir ini. Sebab, sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama, “Al-Kitâbah fî mahal al-maqâlah (Tulisan itu sama kedudukannya dengan ucapan [lisan]).”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Kedudukan Kaidah: Mâ Lâ Yudraku Kulluhu Lâ Yutraku Mâ Tayasara Minhu

Tentang Laut

MAU NIKAH TIDAK PUNYA UANG