Oleh Mahganipatra
" Bunda segera di pasang panjinya ya,semua sudah memasang tinggal bunda yang belum jangan sampai nanti bunda kena sangsi." Kata teman di gang mengingatkan
"Iya..." jawabku simple
"Ikut berpartisipasi aja bunda..." ujar temanku yang lain yang ku jawab dengan senyuman.
Andai semudah itu ?
Andai setiap perbuatan hanya bernilai partisipasi sementara saya memahami terkait perbuatan manusia bernilai sebuah hukum di hadapan Alloh yang harus kita pertanggung jawabkan.
Ada konsekwensi dari keyakinan yang mengiringi setiap perbuatan-perbuatan kita.
Tak ada yang terlepas sejengkalpun apa yang kita pilih melainkan akan menjadi pertanggung jawaban dihadapan Alloh swt.
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ (رواه البخارى)
Artinya : “Kamu semua adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)
Pun demikian dengan panji-panji yang di serukan oleh manusia.
Akankah di bawah panji itu kita bernaung dan berlindung hanya sebatas naungan di dunia saja atau akan mampu menaungi kita sampai di akherat kelak ?
Karena nilai sebuah panji harus memiliki nilai yang lebih dari sekedar identitas duniawi.
Islam telah memberikan kita petunjuk dimana kesakralan sebuah panji adalah identitas kita yang mampu mengukur bukti keimanan dan pilihan mau di bawah panji siapa kita berbaris menghadap rabb kita.
Ada dalam DO'A
Dan... di bawah Liwa Muhammad Saw
.. وتحت لواء محمد صلى الله عليه وسلم يوم القيامة سائرين ...
" (Ya Allah, jadikanlah kami) pada hari kiamat, berjalan di bawah LIWA Muhammad SAW ...".
Lengkapnya...
بسم الله الرحمن الرحيم
اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنْ، وَلِلْفَرَآئِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكاَةِفَاعِلِيْنَ، وَلَمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى الْأَخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَآءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَآءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَآءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَآءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَآئِرِيْنَ، وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَمِنْ حُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آَكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مَنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ، وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيْقًا، ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هَذَا الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَآءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَآءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban-
kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang ber¬syukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah de¬ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.
Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya,
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas penghulu kita Muhammad, keluarga beliau dan shahabat beliau semuanya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Tentang HIDUP dan MATI
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﺧَﺬَ ﺍﻟﺮَّﺍﻳَﺔَ ﺯَﻳْﺪٌ ﻓَﺄُﺻِﻴﺐَ ﺛُﻢَّ ﺃَﺧَﺬَﻫَﺎ ﺟَﻌْﻔَﺮٌ ﻓَﺄُﺻِﻴﺐَ ﺛُﻢَّ ﺃَﺧَﺬَﻫَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦُ ﺭَﻭَﺍﺣَﺔَ ﻓَﺄُﺻِﻴﺐَ ﻭَﺇِﻥَّ ﻋَﻴْﻨَﻲْ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟَﺘَﺬْﺭِﻓَﺎﻥِ ﺛُﻢَّ ﺃَﺧَﺬَﻫَﺎ ﺧَﺎﻟِﺪُ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﻮَﻟِﻴﺪِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺇِﻣْﺮَﺓٍ ﻓَﻔُﺘِﺢَ ﻟَﻪُ
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: "Nabi SAW bersabda: "Zaid memegang Rayah (bendera) lalu ia syahid, kemudian Ja'far memegang Rayah lalu ia syahid, kemudian Abdullah bin Rawahah memegang Rayah lalu ia syahid -sesungguhnya kedua mata Rasulullah SAW berlinang air mata-, kemudian Khalid bin Walid memegang Rayah dari tanpa kepemimpinan, lalu karenanya mendapat kemenangan". HR Bukhari
Hadits ini juga menunjukkan, bahwa bendera (Rayah) wajib dikibarkan dalam perang dan futuhat (penaklukkan).
Tentang CINTA kepada ALLAH dan RASULNYA
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺣَﺎﺯِﻡٍ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲ ﺳَﻬْﻞٌ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻌْﻨِﻲ ﺍﺑْﻦَ ﺳَﻌْﺪٍ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻮْﻡَ ﺧَﻴْﺒَﺮَ ﻟَﺄُﻋْﻄِﻴَﻦَّ ﺍﻟﺮَّﺍﻳَﺔَ ﻏَﺪًﺍ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻳُﻔْﺘَﺢُ ﻋَﻠَﻰ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻭَﻳُﺤِﺒُّﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﻓَﺒَﺎﺕَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻟَﻴْﻠَﺘَﻬُﻢْ ﺃَﻳُّﻬُﻢْ ﻳُﻌْﻄَﻰ ﻓَﻐَﺪَﻭْﺍ ﻛُﻠُّﻬُﻢْ ﻳَﺮْﺟُﻮﻩُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺃَﻳْﻦَ ﻋَﻠِﻲٌّ ﻓَﻘِﻴﻞَ ﻳَﺸْﺘَﻜِﻲ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ﻓَﺒَﺼَﻖَ ﻓِﻲ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ﻭَﺩَﻋَﺎ ﻟَﻪُ ﻓَﺒَﺮَﺃَ ﻛَﺄَﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﺑِﻪِ ﻭَﺟَﻊٌ ﻓَﺄَﻋْﻄَﺎﻩُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺃُﻗَﺎﺗِﻠُﻬُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﻣِﺜْﻠَﻨَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻧْﻔُﺬْ ﻋَﻠَﻰ ﺭِﺳْﻠِﻚَ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻨْﺰِﻝَ ﺑِﺴَﺎﺣَﺘِﻬِﻢْ ﺛُﻢَّ ﺍﺩْﻋُﻬُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻭَﺃَﺧْﺒِﺮْﻫُﻢْ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﺠِﺐُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻓَﻮَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺄَﻥْ ﻳَﻬْﺪِﻱَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻚَ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻚَ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻚَ ﺣُﻤْﺮُ ﺍﻟﻨَّﻌَﻢِ
Dari Abi Hazim, ia berkata; "Telah memberi khabar kepadaku Sahel, yakni Ibnu Saed, ia berkata; "Pada hari perang Khaibar Nabi SAW bersabda: "Sungguh besok pagi aku akan memberikan Rayah kepada laki-laki yang akan mendapat kemenangan melalui kedua tangannya, yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai Allah dan Rasul-Nya". Lalu semalaman orang-orang berpikir siapakah diantara mereka yang akan diberi Rayah. Lalu pagi harinya mereka semua berharap diberi Rayah. Lalu Nabi bersabda: "Dimana Ali?". Lalu dikatakan: "Ia sedang sakit kedua matanya". Lalu Nabi meludahi kedua matanya dan mendoakannya. Lalu ia sembuh, seakan-akan ia tidak terkena penyakit. Lalu Nabi memberikan Rayah kepadanya. Lalu ia berkata: "Apakah aku akan memerangi mereka sehingga mereka menjadi seperti kami". Lalu Nabi bersabda: "Berjalanlah pelan-pelan, sampai kamu singgah dihalaman rumah mereka, kemudian ajaklah mereka kepada Islam, dan beritahulah mereka dengan sesuatu yang wajib atas mereka, maka demi Allah, apabila Allah menunjukkan seseorang lantaran kamu, adalah lebih baik bagi kamu, dari pada kamu memiliki hewan ternak yang merah-merah". HR Bukhari
Pengkhianat pun berBENDERA utk mencirikan pengkhianatannya....maka jangan khianati bendera Islam ...jangan sepelekan bendera Rasulullaah Saw...
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻜُﻞِّ ﻏَﺎﺩِﺭٍ ﻟِﻮَﺍﺀٌ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻳُﻌْﺮَﻑُ ﺑِﻪِ
Dari Abdullah bin Umar ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Pada hari kiamat, setiap pengkhianat memiliki Liwa dimana ia dikenal dengannya". HR Bukhari
Tinggal tentukan mau di bawah bendera apa saat kiamat tiba?...
Semua sudah Allah tunjukkan dengan petunjuk petunjukNya.
Masih ragu?.....
Maka...jangan SEPELE kan BENDERA
#KhilafahAjaranIslam
#DakwahSampaiAllahPanggilPulang
Komentar
Posting Komentar